Jumat, 11 September 2009

Kematian Rasullulah SAW Ada sebuah kisah tentang "cinta"

Inilah yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al Qur’an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku.” Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu.
Abu Bakar menatap mata itu dengan menangis, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. “Rasulullah akan meninggalkan kita semua,”keluh hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya didunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap
Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang didalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?” “Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah malakul maut,” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia
menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat
lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya Jibril lagi. “Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.”Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
“Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.” Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

“Ummatii, ummatii, ummatiii?” “Umatku, umatku, umatku” Dan,berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini,mampukah kita mencintai sepertinya? "Subhanallah Betapa cintanya Rasulullah kepada kita."

Rabu, 02 September 2009

Penandatanganan mou LDII - Depkominfo tentang Internet Sehat




Penandatanganan mou LDII-Depkominfo tentang Internet Sehat , nampak dlm gambar ketua Dpp LDII Ir.H.Prasetyo Sunaryo menandatangani mou disaksikan oleh IR.Cahyana MH (Kalitbang Depkominfo), Ir. Aswin Sasongko (Dirjen Aplikasi Telematika) , Prof.Dr.M.Nuh,DEA (Menkominfo) dan KH. Ma'ruf Amin (Ketua MUI)

Acara berlangsung dengan pembukaan Muslim life Style di East Wing, event M-life (muslim lifestyle) Grand indonesia, Jakarta, 1 agustus 2009 yang dirangkaikan dengan buka puasa bersama. Dari ldii hadir : Hidayat Nahwi Rasul, Siddiq Waskito, Rully, Tri Gunawan dan Anwar.

Rabu, 26 Agustus 2009

AMALAN SUNNAH DALAM PUASA


1. Makan sahur dengan mengakhirkannya
Dari Anas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Makan sahurlah, karena sahur itu barakah". (HR Bukhori dan Muslim). Salah satu fungsi makan sahur adalah untuk mempersiapkan tubuh yang tidak akan menerima makan dan minum sehari penuh. Buat mereka yang terlambat bangun hingga mendekati waktu subuh dan tidak tersisa waktu kecuali beberapa menit saja, maka tetap disunahkan sahur meski hanya dengan segelas air putih karena dalam sahur itu ada barakah. Dari Abi Said al-Khudri RA. " Sahur itu barakah maka jangan tinggalkan meski hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur." (HR Ahmad).
Selain itu disunahkan untuk mengakhirkan makan sahur hingga mendekati waktu shubuh. Dari Abu Zar Al-Ghifari RA.,"Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan buka puasa dan mengakhirkan sahur". (Al-Hadits).

2. Berbuka dengan mendahulukannya
Disunnahkan dalam puasa untuk menta`jil atau mendahulukan berbuka sebelum shalat Maghrib, meski hanya dengan seteguk air atau sebutir kurma. Dari Sahl bin Saad bahwa Nabi SAW bersabda,"Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan berbuka.(HR. Bukhori dan Muslim) . Dari Anas RA. Berkata bahwa Rasulullah SAW berbuka dengan ruthab (kurma muda) sebelum shalat. Bila tidak ada maka dengan kurma. Bila tidak ada maka dengan minum air.(HR. Abu Daud, Hakim dan Tirmizy)

3. Berdoa ketika berbuka
Disunnahkan membaca do`a yang ma`tsur dari Rasulullah SAW ketika berbuka puasa karena do`a orang yang puasa dan berbuka termasuk doa yang tidak tertolak. Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Bagi orang yang berpuasa ketika sedang berbuka ada doa yang tak akan ditolak". Sabda lain: "Tiga orang yang tidak tertolak doanya : Orang puasa hingga berbuka, Imam yang adil dan orang yang dizhalimi". (HR. Tirmizy)
Sedangkan teks doa yang diajarkan Rasulullah SAW antara lain : Ya Allah, kepada Engkaulah aku berpuasa dan dengan rizki dari-Mu aku berbuka. Telah hilang haus dan telah basah tenggorakan dan telah pasti balasan Insya Allah "

4. Memberi makan orang berbuka
Memberi makan saat berbuka bagi orang yang berpuasa sangat dianjurkan karena balasannya sangat besar sebesar pahala orang yang diberi makan itu tanpa dikurangi. Bahkan meski hanya mampu memberi sabutir kurma atau seteguk air putih saja. Tapi lebih utama bila dapat memberi makanan yang cuup dan bisa mengenyangkan perutnya. Sabda Rasulullah SAW : "Siapa yang memberi makan (saat berbuka) untuk orang yang puasa, maka dia mendapat pahala seperti pahala orang yang diberi makannya itu tanpa dikurangi sedikitpun dari pahalanya." (HR
At-Tirmizy, An-Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaemah).

5. Mandi sebelum masuk waktu fajar
Disunnahkan untuk mandi baik dari janabah, haidh atau nifas sebelum masuk waktu fajar agar berada dalam kondisi suci saat melakukan puasa. Meski demikian, menurut jumhur ulama, apabila seseorang sedang mengalami junub dan belum sempat mandi padahal waktu subuh sudah masuk, maka puasanya syah. Adalah Rasulullah SAW pernah masuk waktu subuh dalam keadaan junub karena jima` bukan karena mimpi, kemudian beliau mandi dan berpuasa.

6. Menjaga lidah dan anggota tubuh
Disunnahkan untuk meninggalkan semua perkataan kotor dan keji serta perkataan yang membawa kepada kefasikan dan kejahatan. Termasuk di dalamnya adalah ghibah (begunjing), namimah (mengadu domba), dusta dan kebohongan. Meski tidak sampai membatalkan puasanya, namun pahalanya hilang di sisi Allah SWT. Sedangkan perbuatan itu sendiri hukumnya haram baik dalam bulan Ramadhan atau di luar Ramadhan. Sabda Rasulullah SAW : "Siapa yang tidak meninggalkan perkataan kotor
dan perbuatannya, maka Allah tidak butuh dia untuk meninggalkan makan
minumnya (puasanya)" (HR Bukhari, Abu Daud, At-Tirmizy, An-Nasai, Ibnu Majah).
"Apabila kamu berpuasa, maka jangan berkata keji dan kotor. Bila ada orang mencacinya atau memeranginya, maka hendaklah dia berkta,"Sungguh aku sedang puasa." Mengatakan aku sedang puasa dilakukan bila saat itu sedang puasa Ramadhan yang hukumya wajib. Tetapi bila saat itu sedang puasa sunnah, maka tidak perlu mengatakan sedang puasa agar tidak menjadi riya`. Karena itu cukup dia menahan diri dan mengatakannya dalam hati."

7. Meninggalkan nafsu/syahwat
Ada nafsu dan syahwat tertentu yang tidak sampai membatalkan puasa, seperti menikmati wewangian, melihat sesuatu yang menyenangkan dan halal, mendengarkan dan meraba. Meski pada dasarnya tidak membatalkan puasa selama dalam koridor syar`i namun disunnahkan untuk meninggalkannya. Seperti bercumbu antara suami istri selama tidak keluar mani atau tidak melakukan hubungan seksual, sesungguhnya tidak membatalkan puasa. Tetapi sebaiknya hal itu ditinggalkan untuk mendapatkan keutamaan puasa.

8. Memperbanyak shadaqah
Termasuk diantaranya adalah memberi keluasan belanja pada keluarga, berbuat ihsan kepada famili dan kerabat serta memperbanyak shadaqah. Hikmah yang bisa didapat dari perbuatan ini adalah membesarkan hati kaum muslimin serta memberikan kegembiraan pada mereka sebagai dorongan untukberibadah kepada Allah SWT.

9. Menyibukkan diri dengan ilmu dan tilawah
Disunnahkan untuk mendalami ilmu serta memperbanyak membaca Al-Quran, shalawat pada Nabi dan zikir-zikir baik pada siang hari atau malam hari puasa, tergantung luangnya waktu untuk melakukannya. Jibril AS mendatangi Rasulullah SAW pada tiap malam bulan Ramadhan dan mengajarkannya Al-Quran.

10. Beri`tikaf
Disunnahkan untuk beri`tikaf terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Salah satunya untuk mendapatkan pahala lailatul qadar yang menurut Rasulullah SAW ada pada malam-malam 10 terakhir bulan Ramadhan. Aisyah RA berkata,"Bila telah memasuki 10 malam terakhir bulan Ramadhan, Nabi SAW menghidupkan malam, membangunkan keluarganya (istrinya) dan meninggalkan istrinya (tidak berhubungan
suami istri)". Juga disunnahkan untuk membaca pada lailatul qadar doa berikut :"Ya Allah, Sungguh Engkau mencintai maaf maka maafkanlah
aku.

1. Makan sahur dengan mengakhirkannya
Dari Anas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Makan sahurlah, karena sahur itu barakah". (HR Bukhori dan Muslim). Salah satu fungsi makan sahur adalah untuk mempersiapkan tubuh yang tidak akan menerima makan dan minum sehari penuh. Buat mereka yang terlambat bangun hingga mendekati waktu subuh dan tidak tersisa waktu kecuali beberapa menit saja, maka tetap disunahkan sahur meski hanya dengan segelas air putih karena dalam sahur itu ada barakah. Dari Abi Said al-Khudri RA. " Sahur itu barakah maka jangan tinggalkan meski hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur." (HR Ahmad).
Selain itu disunahkan untuk mengakhirkan makan sahur hingga mendekati waktu shubuh. Dari Abu Zar Al-Ghifari RA.,"Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan buka puasa dan mengakhirkan sahur". (Al-Hadits).

2. Berbuka dengan mendahulukannya
Disunnahkan dalam puasa untuk menta`jil atau mendahulukan berbuka sebelum shalat Maghrib, meski hanya dengan seteguk air atau sebutir kurma. Dari Sahl bin Saad bahwa Nabi SAW bersabda,"Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan berbuka.(HR. Bukhori dan Muslim) . Dari Anas RA. Berkata bahwa Rasulullah SAW berbuka dengan ruthab (kurma muda) sebelum shalat. Bila tidak ada maka dengan kurma. Bila tidak ada maka dengan minum air.(HR. Abu Daud, Hakim dan Tirmizy)

3. Berdoa ketika berbuka
Disunnahkan membaca do`a yang ma`tsur dari Rasulullah SAW ketika berbuka puasa karena do`a orang yang puasa dan berbuka termasuk doa yang tidak tertolak. Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Bagi orang yang berpuasa ketika sedang berbuka ada doa yang tak akan ditolak". Sabda lain: "Tiga orang yang tidak tertolak doanya : Orang puasa hingga berbuka, Imam yang adil dan orang yang dizhalimi". (HR. Tirmizy)
Sedangkan teks doa yang diajarkan Rasulullah SAW antara lain : Ya Allah, kepada Engkaulah aku berpuasa dan dengan rizki dari-Mu aku berbuka. Telah hilang haus dan telah basah tenggorakan dan telah pasti balasan Insya Allah "

4. Memberi makan orang berbuka
Memberi makan saat berbuka bagi orang yang berpuasa sangat dianjurkan karena balasannya sangat besar sebesar pahala orang yang diberi makan itu tanpa dikurangi. Bahkan meski hanya mampu memberi sabutir kurma atau seteguk air putih saja. Tapi lebih utama bila dapat memberi makanan yang cuup dan bisa mengenyangkan perutnya. Sabda Rasulullah SAW : "Siapa yang memberi makan (saat berbuka) untuk orang yang puasa, maka dia mendapat pahala seperti pahala orang yang diberi makannya itu tanpa dikurangi sedikitpun dari pahalanya." (HR
At-Tirmizy, An-Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaemah).

5. Mandi sebelum masuk waktu fajar
Disunnahkan untuk mandi baik dari janabah, haidh atau nifas sebelum masuk waktu fajar agar berada dalam kondisi suci saat melakukan puasa. Meski demikian, menurut jumhur ulama, apabila seseorang sedang mengalami junub dan belum sempat mandi padahal waktu subuh sudah masuk, maka puasanya syah. Adalah Rasulullah SAW pernah masuk waktu subuh dalam keadaan junub karena jima` bukan karena mimpi, kemudian beliau mandi dan berpuasa.

6. Menjaga lidah dan anggota tubuh
Disunnahkan untuk meninggalkan semua perkataan kotor dan keji serta perkataan yang membawa kepada kefasikan dan kejahatan. Termasuk di dalamnya adalah ghibah (begunjing), namimah (mengadu domba), dusta dan kebohongan. Meski tidak sampai membatalkan puasanya, namun pahalanya hilang di sisi Allah SWT. Sedangkan perbuatan itu sendiri hukumnya haram baik dalam bulan Ramadhan atau di luar Ramadhan. Sabda Rasulullah SAW : "Siapa yang tidak meninggalkan perkataan kotor
dan perbuatannya, maka Allah tidak butuh dia untuk meninggalkan makan
minumnya (puasanya)" (HR Bukhari, Abu Daud, At-Tirmizy, An-Nasai, Ibnu Majah).
"Apabila kamu berpuasa, maka jangan berkata keji dan kotor. Bila ada orang mencacinya atau memeranginya, maka hendaklah dia berkta,"Sungguh aku sedang puasa." Mengatakan aku sedang puasa dilakukan bila saat itu sedang puasa Ramadhan yang hukumya wajib. Tetapi bila saat itu sedang puasa sunnah, maka tidak perlu mengatakan sedang puasa agar tidak menjadi riya`. Karena itu cukup dia menahan diri dan mengatakannya dalam hati."

7. Meninggalkan nafsu/syahwat
Ada nafsu dan syahwat tertentu yang tidak sampai membatalkan puasa, seperti menikmati wewangian, melihat sesuatu yang menyenangkan dan halal, mendengarkan dan meraba. Meski pada dasarnya tidak membatalkan puasa selama dalam koridor syar`i namun disunnahkan untuk meninggalkannya. Seperti bercumbu antara suami istri selama tidak keluar mani atau tidak melakukan hubungan seksual, sesungguhnya tidak membatalkan puasa. Tetapi sebaiknya hal itu ditinggalkan untuk mendapatkan keutamaan puasa.

8. Memperbanyak shadaqah
Termasuk diantaranya adalah memberi keluasan belanja pada keluarga, berbuat ihsan kepada famili dan kerabat serta memperbanyak shadaqah. Hikmah yang bisa didapat dari perbuatan ini adalah membesarkan hati kaum muslimin serta memberikan kegembiraan pada mereka sebagai dorongan untukberibadah kepada Allah SWT.

9. Menyibukkan diri dengan ilmu dan tilawah
Disunnahkan untuk mendalami ilmu serta memperbanyak membaca Al-Quran, shalawat pada Nabi dan zikir-zikir baik pada siang hari atau malam hari puasa, tergantung luangnya waktu untuk melakukannya. Jibril AS mendatangi Rasulullah SAW pada tiap malam bulan Ramadhan dan mengajarkannya Al-Quran.

10. Beri`tikaf
Disunnahkan untuk beri`tikaf terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Salah satunya untuk mendapatkan pahala lailatul qadar yang menurut Rasulullah SAW ada pada malam-malam 10 terakhir bulan Ramadhan. Aisyah RA berkata,"Bila telah memasuki 10 malam terakhir bulan Ramadhan, Nabi SAW menghidupkan malam, membangunkan keluarganya (istrinya) dan meninggalkan istrinya (tidak berhubungan
suami istri)". Juga disunnahkan untuk membaca pada lailatul qadar doa berikut :"Ya Allah, Sungguh Engkau mencintai maaf maka maafkanlah
aku.

Rabu, 12 Agustus 2009

Dokumentasi Permata CAI 2009




Alhamduillah acara CAI (Cinta Alam Indonesia) tahun ini yang telah ditutup kemarin berjalan dengan aman selamat lancar barokah. Permata CAI ke-30 yang diadakan di Perkemahan Bumi Kosambiwojo Wonosalam Jombang ini dimulai dari tanggal 29 Juni sampai 2 Juli 2009. Acara dibuka oleh Wakil Gubernur Jatim Bp. Syaifullah Yusuf bersama beberapa pejabat dan tokoh serta pihak terkait.
CAI kali ini diikuti oleh 1037 peserta (Jatim 428, Jateng/DIY 241, Jabar/Banten/ DKI 218, Indonesia Tengah & Timur 71, Sumatera 59 serta undangan khusus Luar Negeri 20 orang. Termasuk duta dari asli warga Vietnam, Malaysia, Kamboja & Singapore. Acara juga didukung 800 orang panitia. Sedangkan total pengunjung yang hadir sebanyak 16.700 orang. Berikut beberapa dokumentasi CAI tahun 2009 ini.